|
Dampak Negatif BPJS Pasarpolis |
Dampak Negatif BPJS Pasarpolis - List detail kenaikan iuran peserta BPJS Kesehatan mulai sejak 1 April 2016 berdasarkan Perpres No 19 thn 2016 mengenai Perubahan Ke-2 atas Peraturan Presiden Nomer 12 thn 2013 Mengenai Jaminan Kesehatan.
Maka terhitung sejak mulai tanggal 1 April 2016 iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional bagi peserta pekerja bukan penerima pendapatan, & sebahagian pekerja penerima penghasilan, dapat mengalami kenaikan.
Maksud argumen penyebab iuran BPJS naik di thn 2016 antara lain oleh sebab dalam rangka buat menekan defisit klaim pembayaran, kenaikan iuran itu serta di harapkan bisa meningkatkan kualitas pelayanan.
Perubahan iuran jaminan kesehatan nasional buat peserta pekerja bukan penerima pendapatan & peserta bukan pekerja ini terdapat & tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomer 19 Thn 2016 menyangkut Perubahan Ke-2 atas Perpres Nomer 12 Th 2013 berkenaan Jaminan Kesehatan.
Perpres berkenaan naiknya iuran bagi para peserta Tubuh Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tersebut ditetapkan Presiden Joko Widodo terhadap 29 Pebruari 2016 & diundangkan terhadap 1 Maret 2016.
Berikut
Dampak Negatif BPJS Pasarpolis terhadap list kenaikan iuran utk tiap-tiap kelas perawatan BPJS Kesehatan merupakan :
Buat Kelas I, naik dari Rupiah 59.500 per orang per bln, jadi Rupiah 80.000 per orang per bln.
Buat Kelas II, naik dari Rupiah 42.500 per orang per bln, jadi Rupiah 51.000 per orang per bln.
Buat kelas III, naik dari Rupiah 25.500 per orang per bln, jadi Rupiah 30.000 per orang per bln.
Kenaikan iuran buat menekan defisit klaim pembayaran JKN. Tetapi dgn iuran baru pula defisit masihlah konsisten berjalan dikarenakan iuran baru Penerima Pertolongan Iuran (PBI) lebih rendah dari usulan Dewan Jaminan Sosial Nasional segede Rupiah 36.000 per orang per bln. Dari data defisit BPJS Kesehatan th 2015 seputar Rupiah 5,85 triliun.
Iuran JKN bagi peserta PBI dapat naik jadi Rupiah 23.000 per orang per bln dari diawal mulanya Rupiah 19.225. Sekarang ada 92,4 juta peserta PBI yg iurannya ditanggung pemerintah. Kenaikan iuran itu berlaku sejak 1 Januari 2016.
Iuran peserta mandiri atau pekerja bukan penerima bayaran (PBPU) & peserta bukan pekerja pun naik. Iuran peserta kelas III naik dari Rupiah 25.500 per orang per bln jadi Rupiah 30.000 per orang per bln.
Iuran peserta kelas II naik dari Rupiah 42.500 jadi Rupiah 51.000 per orang per bln. Dulu iuran peserta kelas I jadi Rupiah 80.000 per orang per bln dari diawal mulanya Rupiah 59.500. Kenaikan iuran berlaku per 1 April 2016.
Penyesuaian iuran serta berlaku bagi peserta pekerja penerima pendapatan (PPU). Iuran kepesertaan JKN bagi pekerja formal yakni 5 prosen dari upah yg di terima per bln, terdiri dari 4 prosen dibayar pemberi kerja & 1 % dibayar pekerja.
Dalam Perpres itu, batas maksimal bayaran per bln juga sebagai basic rumus iuran peserta PPU Rupiah 8 juta. Artinya, se gede apa juga penghasilan seorang, iuran JKN yg mesti dibayar dihitung dari nominal Rupiah 8 juta, bukan lagi berdasarkan upah tak kena pajak (PTKP). Menjadi, iuran maksimal Rupiah 400.000 per bln utk lima anggota keluarga.
Faktor tersebut tidak serupa dgn aturan pada awal mulanya, yaitu batas maksimal penghasilan per bln yg jadi basic rumus iuran yaitu 2 x PTKP status kimpoi bersama anak satu (K1). Besaran nominal dari perhitungan 2 x PTKP status K1 batas atas Rupiah 4.725.000. Menjadi, iuran maksimal se gede Rupiah 236.250 per bln bagi lima anggota keluarga.
Menurut Irfan Humaidi selaku Kepala Departemen Pertalian Eksternal & Humas Tubuh Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyampaikan bahwa penyesuaian rumus iuran peserta PPU itu jadi kesempatan meraih penambahan iuran yg tentu.
Terlebih, dengan cara system, hal tersebut memudahkan rumus sebab besaran PTKP tiap thn beralih. Tapi, dipercaya, tidak sedikit peserta PPU berpenghasilan kurang dari Rupiah 8 juta sebulan. “Prinsip gotong royong
Dampak Negatif BPJS Pasarpolis tercukupi, yg dapat menyubsidi yg pendapatannya kurang,” ujarnya.