Koneksi internet memberikan berbagai kemudahan penggunanya dalam mengakses berbagai hal yang sebelumnya sulit dilakukan. Mudahnya mendapat informasi secara online maupun lewat media sosial menjadi salah satu perkembangan yang dihasilkan
jaringan internet bagi masyarakat dunia.
Di Indonesia kehadiran media sosial telah memberikan dampak yang cukup besar dalam mempengaruhi cara masyarakat mendapatkan informasi. Misalnya saja pada pemilihan presiden Indonesia yang belum lama ini dihelat secara serentak di seluruh Tanah Air tanggal 9 Juli lalu.
Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang dinobatkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebutkan merupakan hasil dari keberhasilan timnya dalam memanfaatkan sosial media dan
akses internet. Hal tersebut diungkap Doni Darwin yang merupakan Founder IndoTelko Forum, komunitas penggiat industri telekomunikasi.
Komunitas tersebut menilai berkat diplomasi digital yang dilakukan Jokowi, pasangan ini berhasil meraih simpati dari kalangan pemilih pemula. Berdasarkan data yang dilansir Twitter dimana ada hampir 95 juta tweet yang bersiliweran tentang Pilpres dari awal tahun ini sampai hari pemilu sudah cukup menjadi salah satu bukti.
Kesuksesan Jokowi dalam menggarap media sosial ini tidak hanya menjadi keuntungan semata, namun seyogyanya Jokowi membalas budi kepada netizen yang turut membantu kemenangan Jokowi ini dengan cara mengubah tata kelola media telekomunikasi dimulai dengan mengubah konsep regulator di sektor ini agar benar-benar terwujud broadband economy.
Sektor telekomunikasi ini bisa memberikan dampak positif baik langsung maupun tidak langsung bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Sekedar info di tahun 2012, pertumbuhan ekonomi tumbuh 6.23%, telekomunikasi memberikan kontribusi 10%.
Pekerjaan rumah terbesar yang harus diselesaikan untuk ekonomi berbasis broadband adalah masalah infrastruktur dasar untuk menggelar
koneksi internet super cepat yang harus dibangun dan meningkatkan daya serap teknologi untuk kesejahtraan masyarakat.
Mengutip hasil survei dari Ooredoo belum lama ini dinyatakan pekerjaan rumah terbesar yang harus dibereskan untuk ekonomi berbasis broadband adalah masalah infrastruktur dasar untuk menggelar
koneksi internet super cepat yang harus segera dibangun dan meningkatkan adopsi teknologi untuk kesejahteraan masyarakat.
Belum lagi, pertumbuhan tiap 10% penetrasi jaringan broadband secara empiris diperoleh pertumbuhan GDP sebesar 1,38%. Jadi wajar saja bila Jokowi diminta berfokus memberikan perbaikan tata kelola telekomunikasi yang telah menjadi kunci pertumbuhan ekonomi nasional. Lantas, apakah imbauan ini akan dituruti oleh Jokowi-JK di masa kepemimpinannya kelak?